Rabu, 30 Juli 2014

Mipit, Tradisi Panen Kabuyutan Cipaku

Mipit adalah salah satu tradisi di Kabuyutan Cipaku yg masih dilaksanakan oleh para kasepuhan disana yaitu sebuah prosesi / ritual untuk memulai panen pertama kali, biasanya berdoa sambil menyiapkan sajian berupa nasi tumpeng di atasnya dikasi telor, ada bubur merah, bubur putih, kopi, bakakak ayam kampung, dlsb. Menurut kasepuhan Cipaku itu merupakan simbol rasa syukur juga agar panen yg dihasilkan berkah untuk kehidupan. Sesajian juga merupakan simbol bahwa beras yg dipanen agar tidak dihabiskan melainkan harus bersisa utk dibuat tumpeng sampai ke panen berikutnya, seperti kita ketahui dalam konsep kabuyutan penyimpanan gabah itu di bagi dua ada yg di leuit/ gudang jangka panjang dan goah deket dapur untuk pemakaian sehari2, nilai kearifannya adalah padi yg dihasilkan harus berkah utk kehidupan, jangan digunakan utk poya2 tidak boleh dijual sembarangan utk memuaskan nafsu duniawi semata sampai lupa utk nanti membuat benih utk menanam kembali, harus ada yg disimpan utk Reserve Cadangan pada musim paceklik. 

Dengan lengkapnya sesajian makanan pada saat Mipit kegiatan panen pun menjadi lebih menyenangkan dan tentunya secara kadungan gizi baik sekali, bayangkan saja tubuh ketika panen tentunya menguras energi nah perlu pasokan gizi dan protein yg baik sesajian yg dibuat itu juga utk dimakan ramai2 sehingga pasokan nutrisi tetap terjaga ada tumpeng + telor + bakakak ayam + ketupat + bubur manis + dawegan kelapa muda, dlll, wah sehat banget. Semoga ritual Mipit ini tetap dijaga kelestariannya agar berkah untuk alam semesta . Mamang dan Juniors sangat senang sekali bisa ikut di acara Mipit di Kabuyutan Cipaku agar juniors Mamang mencintai dan menghargai budaya dan tradisi peninggalan leluhurnya pun sapun kaluluhuran.

Rendeuk reuay reundeuk reuay, tangkalna naga sarebu, dauna ngadaun leungsir, buahna emas rangeuyan. Kukupu sirama-2, enteup dina rangrang lima, curuk mangirut, cingir mangait, indung leungeun ngadeukeutkeun, dampal leungeun nampa. Sahadat 3x. Itu adalah nyanyian/ kidung yg dibacakan ketika Mipit dimulai. Sangat Indah artinya dan merupakan do'a agar panennya berlimpah seperti dalam kalimat buahnya emas rangeuyan, karena padi merupakan makan pokok maka ibarat emas yg banyak satu tangkai penuh, bayangkan satu butir benih padi bisa menghasilkan banyak batang padi dan menghasilkan berbutir2 padi . Subhanalloh terakhir ditutup dengan membaca Sahadat 3x.






Omura San Home Stay di Kabuyutan Cipaku

Alhamdulillah pada Senin tgl 9 Juni 2014 Kabuyutan Cipaku Darmaraja Sumedang kedatangan tamu kehormatan Omura San dari Majalah Antropologi Jepang yang berkenan meliput Wisata Kuliner dan Kampung Buhun Kampung Budaya Cipaku, menikmati sajian Liwet & Bakakak Ki Emun yang merupakan salah satu tokoh Adat Kabuyutan Cipaku yang memiliki keahlian membikin bakakak ayam kampung di rumah panggungnya Ki Emun langsung. Hari ke-2 Omura San juga menikmati Nasi Tumpeng & Pepes Ikan khas Kabuyutan Cipaku yang kaya akan bumbu dan rempah-2 alami di Tengah Sawah sambil berdo'a bersama agar panen tahun ini berhasil juga semoga Kabuyutan Cipaku tetap lestari tidak jadi digenangi oleh pemerintah.

Setelah beres berwisata Kuliner sebelum pulang Omura San berkenan treking ke sawah dan Hutan Titipan/ Hutan Larangan Situs Arkeologi Cipeueut Aji Putih Kabuyutan Cipaku, melihat langsung Punden Berundak 5. 3. 1 : Panca Tri Tunggal yg merupakan simbol monotheismeu Nusantara Purba, batu tunggal tea :). Alhamdulillah komentar Omura San Very Happy & Very Interesting pisan :).

Subhanalloh, masih banyak sebenarnya Potensi Ekonomi Kreatif yang bisa dikembangkan untuk menciptakan Regional Economic Development di Lemah Sagandu Kabuyutan Cipaku itu kalau tidak jadi digenangi. Comment dari Omura San dari Jepang sangat sayang lahan yang sangat subur, kampung buhun dengan arsitektur yang unik, hutan rimbun, situs megalitikum, dan juga yang paling penting kontur tanah yang relatif datar malah dijadikan Mega Dams. Semoga pemerintah berfikir ulang sebelum melakukan kecerobohan dengan menenggelamkan salah satu PUSAKA NUSANTARA, Peninggalan Leluhur yang seharusnya dijaga kelestarian dan keasriannya.

Hatur Nuhuuuuns Neng Kanti temen Mamang Alumni SMAN 3 Bandung yang mengeyam pendidikan S1 dan S2 di Jepang yang menjadi Interpreter/ Juru Bahasa dimana selalu setia menerangkan proses dan berbagai  kegiatan di Kabuyutan Cipaku dengan bahasa Jepang ke Omura San :).

Besar harapan Mamang dan Semoga Kabuyutan dan Budaya Tradisional ini dapat tetap terjaga kelestariannya :).

Selengkapnya foto2nya klik: https://www.facebook.com/kabuyutancipaku

Kalau rekan2 ingin mencoba sensasi kuliner bakakak ala Ki Emun atau menginap di saung panggung buhun ala Kabuyutan Cipaku mangga contact Mamang aja :).

Pun sapun kaluluhuran.

Hanupis : hatur nuhun pisan,
Mang Asep Kabayan
www.dkabayan.com
Save Kabuyutan, Save The World!
www.facebook.com/savejatigede/





Senin, 03 Februari 2014

Home Stay Liburan di Kabuyutan Cipaku Sumedang

Long weekend 31 Jan - 1 Feb 2014 berangkat ke Kampung Budaya Cipaku Darmaraja Sumedang, berangkat dari Bogor Jum'at Pagi jam 6.00 melalui Puncak, tiba di Cipanas jam 7.30 lalu melakukan sarapan nasi wuduk dan bubur. Jam 8.00 lanjut menuju Bandung dan sampai di rest area Cileunyi Jam 10.00 setelah beristirahat sebentar lanjut ke Sumedang sampai di Alun- alun & Mesjid Agung jam 11.45, berhenti untuk melakukan sholat Jum'at. Jam 13.00 melanjutkan perjalanan ke Kampung Budaya Cipaku, Kecamatan Darmaraja sambil dijalan berhenti terlebih dahulu untuk membeli tahu Sumedang yang melegenda itu. Dari kota Sumedang kurang lebih satu jam tiba di Gerbang Kampung Cipaku jam 14.00 dan disambut dengan pemandangan hamparan sawah yang hijau.
Sampai di Rumah Kasepuhan Cipaku Mamang sekeluarga beristirahat sambil menikmati sajian makan siang yaitu nasi kuning + ayam kampung, goreng ikan khas Sungai Cimanuk yaitu Ikan Lalawak & Badar, tidak lupa goreng jengkol dan Sambel Dadaknya. Sore-nya berbincang-2 dengan Kasepuhan Cipaku dan menikmati pemandangan rumah- rumah tradisional khas Kabuyutan Cipaku yaitu rumah panggung dengan kombinasi bilik bambu, talupuh, dan beratapkan genteng. Rumah-2 tersebut berumur ratusan tahun dan sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka.

Rabu, 08 Januari 2014

Tour De Kabuyutan Ala Bujangga Manik

Bujangga Manik atau dikenal juga dengan nama Pangeran Jaya Pakuan pada masa Pajajaran berdiri telah melakukan Tour De Kabuyutan Sunda, perjalanan/ petualangan keliling Pulau Jawa dan sampai juga ke Bali mengunjungi tempat- tempat suci di Jawa dan Bali. Perjalanan Bujangga Manik ditulis dalam daun pandan sebanyak 29 lembar berupa puisi yang sangat indah menerangkan perjalanannya menyusuri Pulau Jawa & Bali. Yang menarik ternyata tidak benar ada anggapan bahwa Urang Sunda itu passive/ pasif dalam artian "ngotok ngowo di parako" / diam dan tidak suka berpetualang/ adventure, ternyata Leluhur Sunda dalam hal ini Bujangga Manik memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan petualangan/ adventure & travelling mengelilingi Pulau Jawa bahkan sampai ke Bali yang mana Abad ke 15 atau 16 mungkin transportasi yang digunakan masih menggunakan kaki, kuda, & perahu. Bisa dibayangkan luka- liku perjalanannya dan betapa serunya perjalanan Bujangga Manik mengunjungi tempat- tempat Suci yang termasuk dalam rangkaian Sasaka Domas, 800 Tempat Suci di Tatar Sunda. Kami mengajak masyarakat luas untuk secara bersama- sama melakukan kegiatan Tour De Kabuyutan yaitu kunjungan wisata ke Situs- Situs Cagar Budaya yang ada di Tatar Sunda dan juga di Seluruh Indonesia untuk melakukan pendidikan dan pengenalan tentang Situs- situs Cagar Budaya di Tatar Sunda dalam upaya menjaga kelestarian Situs-situs Cagar Budaya serta menciptakan multiplier effect yang positif dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal (facing globalization by local empowering).